Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Kenapa Kamu (disuruh) Menikah?

Tulisan ini dibuat bukan karena saya anti pernikahan atau melarang orang lain menikah. Sebuah catatan keresahan melihat trend kampanye nikah dan pelemahan diri beberapa pihak yang seakan-akan merasa tak berharga karena belum menikah.  1. Supaya tidak sendiri Manusia adalah makhluk sosial, memang benar tidak mungkin hidup sendiri. Tetapi definisi hidup sendiri bukan Cuma berpasangan dengan suami/istri. Saat ini pun kamu pasti punya saudara, sahabat, rekan kantor, teman, bahkan para driver online belum lagi teman di dunia maya. 2. Supaya ada yang urus Bukannya sejak kecil sudah diajari untuk mandiri? Tanpa pasangan pun kamu sudah survive sejak kuliah dan bekerja terus kenapa giliran makin dewasa minta diurusin? Trus maksudnya diurusin apa sih? Butuh yang bersihin rumah dan masak? Silakan kontak penyalur PRT atau paling gampang tinggal buka aplikasi Go dalam smart phone mau apa saja bisa dilayani. 3. Untuk membahagiakan orangtua Standar ya pasti orangtua ingin

DIRUGIKAN OLEH PATRIARKI

Gambar dari sini Berbicara mengenai patriarki dan sederet keburukannya biasa dianalogikan kepada para perempuan yang terpaksa harus selalu kalah dengan laki-laki, berkompetisi tidak sehat, mendapat stigma dan sejuta hal lainnya. Suatu sore di kota kecil ini, saya dan seorang teman laki-laki sepulang menikmati keindahan pantai di akhir pekan awalnya berdiskusi di mobil mengenai investasi dan hobi. Sebagai pekerja entry level, tentunya kami sedang dalam tahap belajar berinvestasi untuk masa depan. Sempat menyebut beberapa produk investasi dan akhirnya terbitlah ucapan mengenai “RUMAH”. Si lelaki mengatakan bahwa sudah saatnya dia berpikir untuk memulai DP Rumah selayaknya seorang lelaki yang harus memikirkan persiapan rumah jika nanti menikah. Sempat terucap bahwa, “Lo sih enak bisa habisin duit buat biayain hobi diving, gak usah mikirin beli rumah”.  Saya tidak langsung merespon dengan marah layaknya seorang feminis radikal. Saya kemudian memancingnya untuk berpikir, “Sadarka

Diving di Taman Nasional Komodo

Lama tak berkunjung ke kedalaman, di bulan April kemarin saya mendapatkan jadwal pertemuan di Labuan Bajo. Sudah beberapa kali kesana tetapi aktivitas yang saya lakukan hanya wisata kuliner dari café ke café dan island hopping LOB. Dalam kunjungan kali ini saya ingin merasakan menyelam di Komodo dan kemudian membuat janji dengan seorang teman (Prilli) yang juga hobi diving. Kami pun menyusun rencana setelah menyelesaikan pekerjaan. Sepanjang jalan di Kampung Tengah alias Kampung Bule Labuan Bajo banyak dive center dan agen open trip, sehingga kita memiliki banyak pilihan. Kami memilih Dive Komodo silakan klik linkberikut , yang berada di seberang Homestay Gardena dengan pertimbangan si teman sudah pernah menggunakan service mereka dan ada trip yang tersedia di hari yang kami butuhkan. Disitu juga kami mengisi declaration form dan menunjukkan diving license, Dive Master sempat menanyakan sudah diving berapa kali sebelumnya. Adapun dive spot yang akan kami selami yaitu Siaba Besar, Sia